EVENT TICKET

Tuesday, January 10, 2012

Tak Ada Tradisi Penguburan Bayi Perempuan dalam Islam

Tak Ada Tradisi Penguburan Bayi Perempuan dalam Islam

Cendikiawan Arab Saudi, Marzouk bin Tenbak, membantah klaim adanya tradisi penguburan bayi perempuan yang baru lahir pada era sebelum Islam di Semenanjung Arab.

Menurutnya, para sejarawan keliru dalam menerjemahkan ayat Alquran. Bantahan itu tertuang dalam bukunya berjudul "Penguburan Bayi Perempuan oleh Orang Arab: Antara Ilusi dan Realitas".

Dalam bukunya itu, Tenbak mempertanyakan praktek penguburan anak perempuan setelah lahir sebelum masa Islam. Ia juga mempertanyakan, apakah tradisi itu sudah ada sebelumnya.

"Saya begitu terkejut mengetahui setiap orang percaya bahwa penguburan bayi perempuan merupakan tradisi yang 'ditentukan'. Fakta ini merupakan penghinaan terhadap martabat bangsa Arab," kata dia seperti dikutip Alarabiya.net, Selasa (10/1).

Tenbak menjelaskan, saat ia menelusuri asal-usul praktik mengubur bayi perempuan, ia menemukan fakta bahwa tradisi itu tidak memiliki sumber sejarah yang jelas. "Saya berani menantang kepada siapa pun untuk datang membawa bukti adanya praktik mengubur bayi perempuan seperti yang banyak dikatakan dalam buku sejarah," tegasnya.

Menurutnya, kata "kubur" dalam Alquran digunakan dalam kata merujuk perempuan. Tapi tidak perempuan secara spesifik melainkan jiwa. "Ayat ini mengacu pada mengubur bayi yang lahir di luar nikah. Bayi yang dimaksud dapat berkelamin perempuan atau laki-laki," jelasnya.

Karena itu, Tenbak berpendapat, ayat Alquran menerangkan bahwa sebuah perbuatan dosa untuk membunuh bayi. Ia juga mengatakan, membunuh anak-anak di luar nikah seperti yang diterangkan dalam Alquran tidak hanya merujuk pada bangsa Arab saja, melainkan bagian dunia lain. "Praktik macam ini berlaku di seluruh dunia," kata dia.

Namun, teori yang dikembangkan Tenbak mendapat banyak kritik dari akademisi dan sejarawan. Menurut mereka, teori Tenbak hanyalah asumsi belaka.

Anggota Komite Akademisi yang mendiskusikan buku itu, Saad bin Nasser Al-Shathri, menilai teori yang dibangun dalam buku Tenbak tidak kuat. "Tidak ada bukti dalam ayat Alquran yang menjelaskan secara spesifik tradisi mengubur bayi perempuan di jazirah Arab," ujarnya.

Ulama Mohammed al-Najimi menilai teori Tenbak masuk akal. Sebab, tidak hanya bangsa Arab saja yang melakukan praktik tersebut. "Untuk sisi tertentu, ulama tidak sependapat. Namun, masalah ini terbuka untuk didiskusikan," katanya.

Sebelum merilis buku itu, Tenbak juga sempat memicu kontroversi di Arab Saudi. Saat itu, ia mengatakan pemilik toko tidak perlu menutup usahanya saat waktu shalat tiba. Menurutnya, Islam memberikan keringanan kepada Muslim yang bekerja.

Ia juga melontarkan pernyataan kontroversial lainnya. Menurut dia. Arab Saudi perlu menerapkan sekularisme. Sebab, sekularisme melindungi martabat manusia.

No comments:

Post a Comment