Al-Razi
Al-Razi merupakan seorang tokoh filsafat Islam yang banyak menimbulkan kontroversi dalam bidang ilmu filsafat. Sikap dan pemikirannya dikatakan cenderung ke pemikiran dan teori filsuf Yunani kuno seperti Plato. Karena itu, banyak di antara filsuf muslim yang mengenalinya, mereka tidak setuju dengan sebagian pendapatnya yang pro-platonisme.
Namun, al-Razi tetap ditempatkan dalam daftar filsuf muslim terkemuka sehingga ke hari ini. Kontribusinya yang besar dalam bidang medis dan kimia sangat berharga kepada generasi setelahnya.
Sedangkan dalam bidang filsafat, al-Razi memberikan sumbangan besar dalam menguraikan filsafat logika, metafisika, moral, dan kenabian dengan cara rasional dan harmonis. Karena itulah al-Razi terkenal sebagai seorang filsuf yang rasional dan murni. Al-Razi atau nama sebenarnya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi, lahir pada tahun 236H bersamaan 850M.Beberapa pendapat mengatakan yang ia lahir pada 1 Sya'ban 251H bersamaan 865M.
Ia anak kelahiran bum! Iran yaitu di Ray dekat Teheran merupakan seorang tokoh filsafat yang terkenal pada abad ke-3 Hijrah.Beliau pada zaman mudanya menjadi pemain gambus (rebab, rebana) sambil menyanyi, kemudian dia meninggalkan pekerjaan itu dan mempelajari bidang medis dan filsafat. Ia belajar ilmu kedokteran dengan Ali bin Rabban al-Thabari (192 - 240H bersamaan 808-855M) dan belajar ilmu filsafat dengan al-Balkhi.
Dalam waktu yang sama ia juga belajar matematika, astronomi, sastra, dan kimia.Semasa Mansur ibn Ishaq ibn Ahmad ibn Asad menjadi Gubernur Ray, al-Razi diberi kepercayaan memimpin rumah sakit (hospital) selama enam tahun (290-296H bersamaan 902 - 908M ). Pada waktu ini juga al-Razi menulis buku al-Thibb al-Mansuri yang dipersembahkan kepada Mansur ibn Ishaq ibn Ahmad. Kemudian al-Razi pindah ke Baghdad pada permintaan Khalifah al-Muktafi (289 - 295H bersamaan 901 - 908M), yang berkuasa pada waktu itu.
Dalam menjalankan karir kedokteran, ia dikenal sebagai seorang yang pemurah, sayang kepada pasien-pasiennya, dermawan kepada orang-orang miskin dan memberi perawatan kepada mereka secara gratis. Hitti menyebut al-Razi sebagai seorang dokter yang paling agung dalam kalangan dokter Muslim dan juga seorang penulis yang produktif.Kemasyhuran al-Razi sebagai dokter bukan saja di dunia timur, tetapi juga di barat; sehingga ia telah digelar The Arabic Galen.
Setelah Khalifah al-Muktafi wafat, al-Razi kembali ke Ray, dan meninggal pada 5 Sya'ban 313H (Oktober 925M). Para sarjana berpendapat bahwa al-Razi mengalami sakit mata dan kemudian buta pada akhir hayat-nya. Al-Razi menderita akibat ketekunannya menulis dan membaca yang terlalu banyak.
Dalam dunia keilmuan, tradisi pro dan kontra tidak pernah luput sejak zaman dahulu bahkan sampai ke hari ini. Demikianlah pada zaman al-Razi, beliau tidak terlepas dari ditentang oleh para ilmuwan sezamannya.Penentang al-Razi yang dapat diidentifikasi oleh para sarjana dan ilmuwan Islam adalah Abu Qasim al-Balkhi.
Beliau banyak menulis penolakan terhadap buku-buku al-Razi, terutama buku 'Ilm al'Ilahi. Begitu juga dengan Syuhaid ibn al-Husain al-Balkhi, beliau memiliki banyak perbedaan dengan al-Razi terutama pada teori kesenangan. Teorinya tentang kesenangan itu dijelaskan dalam kitabnya Tafdhil Ladzdzat al-Na ^ s, yang ditulis kembali oleh Abu Sulaiman al-Mantiqi al-Sajistani dalam Siwan al-Hikmah.Al-Razi merupakan antara tokoh yang produktif dalam lapangan penulisan.
Hal ini terbukti dengan banyak hasil karya beliau ditemukan termasuk yang telah hilang. Tidak kurang dari 200 buah karangan termasuk buku, makalah, dan surat-surat telah diproduksi oleh al-Razi dicatat peneliti. Karya-karya beliau banyak membahas masalah filsafat, kedokteran, sains, ketuhanan, al-Quran, ilmu kalam, bahasa Arab, fiqh dan usul fiqh, geometri, dan sejarah.Kemasyhuran al-Razi tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dunia Islam bahkan ketokohan dan keahlianbeliau juga diakui oleh dunia barat.
Hal ini terbukti dengan banyak karya-karya beliau telah menjadi referensi dan panduan dunia barat terutama dalam bidang medis. Saat ini karya-karya al-Razi masih digunakan.Kitab al-Hawi (Liber Contines) merupakan sebuah ensiklopedia praktek medis terapeutik yang dihasilkan olehnya menjadi referensi dunia Eropa.
Minat yang mendalam dunia Eropa pada karya agung yang seberat 10kg ini terbukti dengan penerbitannya beberapa kali sejak abad ke-12m lagi sehingga abad ke-17M.Penemuan al-Razi tentang sakit campak cacar murni (Smallpox) dan campak biasa (measal) juga menjadi bahan referensi medis di dunia Barat bahkan juga diulangi penerbitannya beberapa kali sehingga abad ke-18M. Kedua karya ini juga merupakan sumber kurikulum tradisional di kalangan para praktisi medis Islam.
Kitab al-Mansur (Liber medicinalis ad al Mansorem) juga karya agung al-Razi dalam dunia kedokteran. Al-Razi telah menghasilkan buku ini ketika ia di Khurasan di bawah pemerintahan Gubernur al-Mansur Ibnu Ishaq. Dalam buku ini terdapat 10 temuan terkait tentang praktek sent dan sains medis.
Buku ini dianggap satu karya beliau yang murni dan mencerminkan kematangan dan keahlian beliau dalam praktek medis modern. Dalam buku ini juga ia menekankan pentingnya cara pemeriksaan yang teliti sebelum membuat sesuatu kesimpulan tentang sesuatu penyakit.
Satu filsafat yang terpenting dalam karya al-Razi ini adalah kebenaran dalam ilmu medis adalah suatu yang amat sulit diperoleh dan meskipun banyak tersedia referensi namun kurang juga nilainya dibandingkan dengan praktek seorang dokter yang selalu menggunakan kekuatan pemikiran dan logiknya.Al-Razi menentang sekeras- kerasnya praktek penipuan dan penyelewengan dalam praktek medis.
Padanya penyakit jasmani tidak bisa dipisahkan dengan penyakit rohani. Karena itu, dalam merawatnya kedua pendekatan yaitu rohani dan jasmani terus digemblengkan.Al-Razi juga memberi kontribusi yang besar dalam bidang kimia dengan adanya Kitab al-Asrar (The Book of Secrets).
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan merupakan sumber utama informasi bahan kimia sehingga abad ke-14M. Antara lain keberhasilan al-Razi dalam dunia kedokteran adalah penemuan pengobatan kepada penyakit cacar dan pemisahan alkohol dalam penghasilan antiseptik.
Kontribusi al-Razi dalam bidang filsafat tidak kurang hebatnya, dengan adanya banyak karya tentang filsafat sudah cukup untuk membuktikan minat yang mendalam al-Razi dalam bidang filsafat. Karya beliau dalam bidang filsafat yang berjudul Al'Thib al-Ruhani merupakan karya teragung beliau dalam bidang filsafat.
Karya ini berkisar pada cara pengobatan penyakit jiwa dan pengobatan fisik yang menyembuhkan tubuh. Antara karya utama yang membahas masalah filsafat adalah Al-Sirah al'Falsafiyyah, Amarah al-lqbal aI'Dawlah, Kitab al-Ladzdzah, Kitab al-llmi al-Ilahi, Maqalah fi ma baid al'Thabiiyah, dan al-Syukuk 'ala Proclus.
Alt Sami al-Nasysyar telah mendeteksi sebanyak 97 buah buku yang telah diproduksi oleh al-Razi yang mencakup bidang-bidang al-Quran (tafsir) lima buah, Ilmu kalam 40 buah, Filsafat 26 buah, Bahasa Arab tujuh buah, Fiqh dan Usul Fiqh lima buah, Kedokteran tujuh buah, Geometri lima buah, dan Sejarah dua buah.
Brockelman seorang peneliti biografi orientalis pula membagi penulisan tokoh ini kepada 13 bidang dengan hanya menemukan 38 buah karya saja, diantaranya History dua buah, Fiqh tiga buah, Quran tiga buah, Dogmatics 13 buah, Philosophy delapan, Astrology satu buah, Cheiromancy satu buah, rhetoric satu buah, Encyclopedia satu buah, Medicine satu buah, Physionomy dua buah, Alchemy satu buah, dan Mineralogy satu buah.
Al-Razi merupakan seorang tokoh filsafat Islam yang banyak menimbulkan kontroversi dalam bidang ilmu filsafat. Sikap dan pemikirannya dikatakan cenderung ke pemikiran dan teori filsuf Yunani kuno seperti Plato. Karena itu, banyak di antara filsuf muslim yang mengenalinya, mereka tidak setuju dengan sebagian pendapatnya yang pro-platonisme.
Namun, al-Razi tetap ditempatkan dalam daftar filsuf muslim terkemuka sehingga ke hari ini. Kontribusinya yang besar dalam bidang medis dan kimia sangat berharga kepada generasi setelahnya.
Sedangkan dalam bidang filsafat, al-Razi memberikan sumbangan besar dalam menguraikan filsafat logika, metafisika, moral, dan kenabian dengan cara rasional dan harmonis. Karena itulah al-Razi terkenal sebagai seorang filsuf yang rasional dan murni. Al-Razi atau nama sebenarnya Abu Bakar Muhammad bin Zakaria al-Razi, lahir pada tahun 236H bersamaan 850M.Beberapa pendapat mengatakan yang ia lahir pada 1 Sya'ban 251H bersamaan 865M.
Ia anak kelahiran bum! Iran yaitu di Ray dekat Teheran merupakan seorang tokoh filsafat yang terkenal pada abad ke-3 Hijrah.Beliau pada zaman mudanya menjadi pemain gambus (rebab, rebana) sambil menyanyi, kemudian dia meninggalkan pekerjaan itu dan mempelajari bidang medis dan filsafat. Ia belajar ilmu kedokteran dengan Ali bin Rabban al-Thabari (192 - 240H bersamaan 808-855M) dan belajar ilmu filsafat dengan al-Balkhi.
Dalam waktu yang sama ia juga belajar matematika, astronomi, sastra, dan kimia.Semasa Mansur ibn Ishaq ibn Ahmad ibn Asad menjadi Gubernur Ray, al-Razi diberi kepercayaan memimpin rumah sakit (hospital) selama enam tahun (290-296H bersamaan 902 - 908M ). Pada waktu ini juga al-Razi menulis buku al-Thibb al-Mansuri yang dipersembahkan kepada Mansur ibn Ishaq ibn Ahmad. Kemudian al-Razi pindah ke Baghdad pada permintaan Khalifah al-Muktafi (289 - 295H bersamaan 901 - 908M), yang berkuasa pada waktu itu.
Dalam menjalankan karir kedokteran, ia dikenal sebagai seorang yang pemurah, sayang kepada pasien-pasiennya, dermawan kepada orang-orang miskin dan memberi perawatan kepada mereka secara gratis. Hitti menyebut al-Razi sebagai seorang dokter yang paling agung dalam kalangan dokter Muslim dan juga seorang penulis yang produktif.Kemasyhuran al-Razi sebagai dokter bukan saja di dunia timur, tetapi juga di barat; sehingga ia telah digelar The Arabic Galen.
Setelah Khalifah al-Muktafi wafat, al-Razi kembali ke Ray, dan meninggal pada 5 Sya'ban 313H (Oktober 925M). Para sarjana berpendapat bahwa al-Razi mengalami sakit mata dan kemudian buta pada akhir hayat-nya. Al-Razi menderita akibat ketekunannya menulis dan membaca yang terlalu banyak.
Dalam dunia keilmuan, tradisi pro dan kontra tidak pernah luput sejak zaman dahulu bahkan sampai ke hari ini. Demikianlah pada zaman al-Razi, beliau tidak terlepas dari ditentang oleh para ilmuwan sezamannya.Penentang al-Razi yang dapat diidentifikasi oleh para sarjana dan ilmuwan Islam adalah Abu Qasim al-Balkhi.
Beliau banyak menulis penolakan terhadap buku-buku al-Razi, terutama buku 'Ilm al'Ilahi. Begitu juga dengan Syuhaid ibn al-Husain al-Balkhi, beliau memiliki banyak perbedaan dengan al-Razi terutama pada teori kesenangan. Teorinya tentang kesenangan itu dijelaskan dalam kitabnya Tafdhil Ladzdzat al-Na ^ s, yang ditulis kembali oleh Abu Sulaiman al-Mantiqi al-Sajistani dalam Siwan al-Hikmah.Al-Razi merupakan antara tokoh yang produktif dalam lapangan penulisan.
Hal ini terbukti dengan banyak hasil karya beliau ditemukan termasuk yang telah hilang. Tidak kurang dari 200 buah karangan termasuk buku, makalah, dan surat-surat telah diproduksi oleh al-Razi dicatat peneliti. Karya-karya beliau banyak membahas masalah filsafat, kedokteran, sains, ketuhanan, al-Quran, ilmu kalam, bahasa Arab, fiqh dan usul fiqh, geometri, dan sejarah.Kemasyhuran al-Razi tidak hanya menjadi kebanggaan bagi dunia Islam bahkan ketokohan dan keahlianbeliau juga diakui oleh dunia barat.
Hal ini terbukti dengan banyak karya-karya beliau telah menjadi referensi dan panduan dunia barat terutama dalam bidang medis. Saat ini karya-karya al-Razi masih digunakan.Kitab al-Hawi (Liber Contines) merupakan sebuah ensiklopedia praktek medis terapeutik yang dihasilkan olehnya menjadi referensi dunia Eropa.
Minat yang mendalam dunia Eropa pada karya agung yang seberat 10kg ini terbukti dengan penerbitannya beberapa kali sejak abad ke-12m lagi sehingga abad ke-17M.Penemuan al-Razi tentang sakit campak cacar murni (Smallpox) dan campak biasa (measal) juga menjadi bahan referensi medis di dunia Barat bahkan juga diulangi penerbitannya beberapa kali sehingga abad ke-18M. Kedua karya ini juga merupakan sumber kurikulum tradisional di kalangan para praktisi medis Islam.
Kitab al-Mansur (Liber medicinalis ad al Mansorem) juga karya agung al-Razi dalam dunia kedokteran. Al-Razi telah menghasilkan buku ini ketika ia di Khurasan di bawah pemerintahan Gubernur al-Mansur Ibnu Ishaq. Dalam buku ini terdapat 10 temuan terkait tentang praktek sent dan sains medis.
Buku ini dianggap satu karya beliau yang murni dan mencerminkan kematangan dan keahlian beliau dalam praktek medis modern. Dalam buku ini juga ia menekankan pentingnya cara pemeriksaan yang teliti sebelum membuat sesuatu kesimpulan tentang sesuatu penyakit.
Satu filsafat yang terpenting dalam karya al-Razi ini adalah kebenaran dalam ilmu medis adalah suatu yang amat sulit diperoleh dan meskipun banyak tersedia referensi namun kurang juga nilainya dibandingkan dengan praktek seorang dokter yang selalu menggunakan kekuatan pemikiran dan logiknya.Al-Razi menentang sekeras- kerasnya praktek penipuan dan penyelewengan dalam praktek medis.
Padanya penyakit jasmani tidak bisa dipisahkan dengan penyakit rohani. Karena itu, dalam merawatnya kedua pendekatan yaitu rohani dan jasmani terus digemblengkan.Al-Razi juga memberi kontribusi yang besar dalam bidang kimia dengan adanya Kitab al-Asrar (The Book of Secrets).
Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan merupakan sumber utama informasi bahan kimia sehingga abad ke-14M. Antara lain keberhasilan al-Razi dalam dunia kedokteran adalah penemuan pengobatan kepada penyakit cacar dan pemisahan alkohol dalam penghasilan antiseptik.
Kontribusi al-Razi dalam bidang filsafat tidak kurang hebatnya, dengan adanya banyak karya tentang filsafat sudah cukup untuk membuktikan minat yang mendalam al-Razi dalam bidang filsafat. Karya beliau dalam bidang filsafat yang berjudul Al'Thib al-Ruhani merupakan karya teragung beliau dalam bidang filsafat.
Karya ini berkisar pada cara pengobatan penyakit jiwa dan pengobatan fisik yang menyembuhkan tubuh. Antara karya utama yang membahas masalah filsafat adalah Al-Sirah al'Falsafiyyah, Amarah al-lqbal aI'Dawlah, Kitab al-Ladzdzah, Kitab al-llmi al-Ilahi, Maqalah fi ma baid al'Thabiiyah, dan al-Syukuk 'ala Proclus.
Alt Sami al-Nasysyar telah mendeteksi sebanyak 97 buah buku yang telah diproduksi oleh al-Razi yang mencakup bidang-bidang al-Quran (tafsir) lima buah, Ilmu kalam 40 buah, Filsafat 26 buah, Bahasa Arab tujuh buah, Fiqh dan Usul Fiqh lima buah, Kedokteran tujuh buah, Geometri lima buah, dan Sejarah dua buah.
Brockelman seorang peneliti biografi orientalis pula membagi penulisan tokoh ini kepada 13 bidang dengan hanya menemukan 38 buah karya saja, diantaranya History dua buah, Fiqh tiga buah, Quran tiga buah, Dogmatics 13 buah, Philosophy delapan, Astrology satu buah, Cheiromancy satu buah, rhetoric satu buah, Encyclopedia satu buah, Medicine satu buah, Physionomy dua buah, Alchemy satu buah, dan Mineralogy satu buah.
No comments:
Post a Comment