Maal Hijrah
Pada awal abad yang ketujuh Masehi, masyarakat dunia berada di pintu kehancuran. Kekuasaan dunia pada abad tersebut yang terdiri dari Pemerintah Kekaisaran Romawi (509SM-453M) dan Pemerintah Kekaisaran Farsi (700SM-641M) telah terbenam jatuh akibat rebutan kekuasaan dan perpecahan di sana sini.
Masyarakat Arab yang menghuni Jazirah Arab lebih parah mengalami keruntuhan akibat dari keruntuhan moral dan sifat taksub kepada kabilah dan suku. Dunia dalam bahaya karena kondisi masyarakatnya tidak stabil lantaran kehilangan tonggak pegangan dan moral.
Allah Maha Adil dan Maha Penyayang karena tidak membiarkan masyarakat manusia terus hancur dan musnah. Allah mengutus seorang rasul-Nya yang terakhir yaitu Nabi Muhammad saw
Dalam mengimbau kembali peristiwa tersebut, Allah menjelaskan dalam firman-Nya yang artinya:'Dan berpegang teguhlah kepada Tali Allah (agama Islam) dan janganlah kamu bercerai berai, dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (saat jahiliyah dahulu) lalu Allah menyatukan antara hati kamu (sampai kamu bersatu padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu karena nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara.Kamu dahulu berada di tepi jurang neraka (karena kekafiran) lalu Allah selamatkan kamu dari neraka itu (melalui Islam).Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat-Nya agar kamu mendapat petunjuk hidayat-Nya '(Ali Imran: 103)
Ayat tersebut antara lain menjelaskan bahwa kondisi manusia yang hampir-hampir rusak binasa dan akan menerima akibat yang lebih buruk di akhirat telah diselamatkan melalui pengutusan rasul untuk mengemudi mereka ke jalan yang benar dan akhirnya mereka selamat.
Untuk mengubah masyarakat agar berada dalam kondisi aman, Rasulullah saw telah berhempas pulas mengorbankan segala apa yang ada dan ini diikuti pula oleh sahabat-sahabat beliau yang setia. Dalam periode 23 tahun, usaha tersebut dicurahkan oleh beliau dan akhirnya mencapai tujuan yaitu berhasil mengubah dan menyelamatkan masyarakat dunia dari kehancuran dan kerusakan. Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah saw membuat perbandingan tentang usahanya itu yang berarti:
'Antara aku dan kamu ibarat seperti seorang pria yang menyalakan api. Maka datanglah segala unggas dan binatang-binatang kecil yang beterbangan lalu jatuh ke dalamnya, sedangkan pria itu berusaha untuk menahan benda-benda tersebut dari jatuh ke dalamnya. Aku memegang dengan kuat ikatan pinggang kamu agar tidak jatuh ke dalam api, sedangkan kamu terlepas dari peganganku. 'Hadits ini menggambarkan kondisi manusia yang menuju kepada kebinasaan sedangkan mereka tidak mengetahuinya.Sedangkan Rasulullah saw pula berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan mereka agar terlepas dari kebinasaan itu.Akhirnya masyarakat Islam di Jazirah Arab telah dapat menantang kekuasaan dunia yaitu Romawi dan Farsi berikutnya muncul setelah itu sebagai sebuah masyarakat yang mengambil alih kekuasaan dunia.
Rasulullah saw dan para sahabat ra berhasil mengubah masyarakat dari sudut kepercayaan, sikap, moral, cara berpikir dan segalanya, termasuk perubahan pengorbanan dari terkonsentrasi pada sesama manusia kepada terkonsentrasi pada Allah. Masyarakat manusia berhasil dipindahkan dari dua kondisi yang perbedaannya sangat jauh.
Dalam menyusuri perkembangan sejarah, setelah kesuksesan pertama maka masyarakat Islam mengarungi jatuh bangun dalam pentas pergolakan dunia dan ia terkait dengan komitmen mereka terhadap agama Islam yang suci. Era kemalapan umat Islam terakhir terjadi pada awal abad ke-20. Sejak kejatuhan Khalifah Utsmani di Turki pada tahun 1924, masyarakat Islam semakin terombang-ambing di lapangan dunia. Kini masyarakat Islam masuk ke era kelemahan dan keruntuhan yang komprehensif. Masyarakat Islam yang terpecah-pecah berdasarkan wilayah dan negara, menjadi sebuah masyarakat yang selalu ditantang dan dihina di mana-mana. Menjelang abad ke-21, masyarakat Islam diganyang di merata-rata seperti di Yugoslavia, Irak, Palestina, Kosovo dan di seluruh dunia. Apa yang terjadi sekarang jelas sebagaimana yang diceritakan dalam sebuah hadits riwayat Abu Daud yang artinya:
'Hampir-hampir seluruh umat mengeliling kamu seperti orang-orang yang kelaparan mengelilingi hidangan mereka.' Ada yang bertanya, 'Apakah itu disebabkan jumlah kita kurang?' Nabi saw menjawab: 'Jumlah kamu pada saat itu banyak tetapi seperti buih. Allah mencabut dalam hati musuh kalian rasa ketakutan terhadap kamu dan menempatkan perasaan al-wahn dalam hati kamu. ' Ada yang bertanya: 'Apa Al-wahn itu wahai Rasulullah?'Jawab beliau: 'Cintakan dunia dan bencikan mati.'
Hadits ini jelas menunjukkan bahwa sampai suatu waktu orang-orang Islam sama seperti satu hidangan yang dikelilingi oleh sekelompok orang yang lapar lagi gelojoh makan. Tidak ada sedikitpun perasaan khawatir dalam hati orang bukan Islam untuk melakukan apa saja yang disukai terhadap orang-orang Islam karena mereka sangat lemah.Ada bermacam-macam jawaban ketika ditanya sebab kelemahan masyarakat Islam sekarang. Ada yang berpendapat ia bersumber dari kelemahan politik dan perpecahan di kalangan masyarakat Islam. Ada yang berpendapat karena kelemahan ekonomi, kelemahan pendidikan dan pencapaian ilmu atau karena kelemahan dalam pencapaian sains dan teknologi. Ada yang memberikan alasan karena kelemahan iman atau karena tidak mengikuti petunjuk agama dan bermacam-macam lagi.
Namun berdasarkan hadits itu tadi, jelas menunjukkan bahwa sebab kelemahan masyarakat Islam adalah hilangnya semangat berkorban dari dalam diri mereka. Umat Islam sudah tidak sanggup berkorban untuk tidak cintakan dunia atau berkorban untuk tidak takut mati. Mereka cintakan dunia sehingga sanggup memilihnya dengan membelakangi kepentingan agama. Mereka juga takut mati ketika dituntut oleh agama bangun memperjuangkan sesuatu kebenaran. Inilah sifat-sifat negatif yang menginfeksi umat Islam.
Roh Maal Hijrah membutuhkan setiap umat Islam berkorban untuk berpindah dari bentuk negatif yang ada dalam diri mereka kepada bentuk-bentuk positif yang sesuai dengan Islam.Berkorban atau jihad harus tersemai di dalam jiwa masyarakat Islam baik dari sudut pengertian maupun sikap.Masyarakat Islam sekarang agak jauh tergelincir dari landasan agamanya. Misalnya, meskipun agama menuntut agar umatnya menuntut ilmu, tetapi kenyataan yang ada, sehingga kini sebagian besar masyarakat Islam adalah buta huruf. Islam juga menuntut umatnya bersatu padu. Namun realitas masa kini umat Islamlah yang paling banyak terpecah belah. Demikianlah juga, Islam menuntut umatnya agar rajin, disiplin dan menjaga waktu tetapi orang Islamlah yang kurang berusaha, tidak berperaturan dan suka membuang waktu.
Jika dilihat pada dasar-dasar ajaran Islam itu sendiri, peluang orang Islam untuk maju dan mulia dalam dunia masa kini amatlah cerah. Ini karena orang Islam memiliki aset yang cukup dalam rangka untuk memesan kemajuan yaitu dorongan dari ajaran Islam dan aset material.
Aset galakan dan dorongan agama ini dapat dilihat dengan jelas di mana Islam sangat mementingkan ilmu dan mewajibkan atas setiap umatnya menuntut ilmu. Agama juga menuntut orang Islam selalu membangun kekuatan dan kemuliaan. Kewajiban ini mendorong kuat umat Islam berusaha mencapai kekuatan dan kemuliaan pada setiap waktu dan ketika. Ajaran Islam juga sangat mementingkan pegangan hidup yang mantap dan akhlak mulia. Islam juga mewajipkan umatnya menjalankan aktivitas kehidupan dengan bersih, ikhlas dan amanah.
Oleh itu, galakan-galakan seperti ini sangat penting dan menjadi modal yang besar kepada masyarakat Islam dalam mengembalikan keagungan dan kegemilangan zaman emas umat Islam.
Selain itu, umat Islam memiliki aset material yang besar dan utama yang tidak dimiliki oleh kekuasaan kuffar. Petroleum, gas alam, bahan galian, sumber air, hasil hutan, bahan makanan, jumlah penganut dan banyak lagi adalah sumber kekuatan umat yang selalu menjadi bahan rebutan dan eksploitasi oleh kaum kuffar. Dengan adanya aset-aset tersebut dan manfaat secukupnya maka tidak mustahil masyarakat Islam menjadi satu masyarakat yang kuat dan maju sebagaimana yang pernah ditempa pada suatu ketika dahulu.
Perpindahan Rasulullah dan para sahabat ra dari kota Mekah ke Madinah dan sebelumnya perpindahan beberapa sahabat dari Mekkah ke Habasyah, merupakan pembinaan langkah baru sebagai persiapan menghadapi tantangan yang bakal tiba secara terus menerus. Hijrah bukanlah asing dalam Islam dan ia adalah bagian dari Islam.
Hijrah karena menuntut ilmu, mencari kebenaran, berjihad, berdakwah, mencari nafkah, karena bisnis dan bermacam-macam hijrah lagi adalah klaim dan dasar ajaran Islam itu sendiri.
Untuk terus maju dan mencapai kemuliaan, masyarakat Islam tidak bisa berpeluk tubuh dan hanya menyerah kepada takdir.Umat Islam dahulu telah berjihad secara habis-habisan, maka sebab itulah mereka berhasil menempatkan Islam di tempat yang mulia dan seharusnya. Kini giliran kita memberi kontribusi kepada agama yang suci ini agar ia terus berkembang dan dihormati. Sesungguhnya bumi ini dan segala apa yang ada padanya adalah hak milik umat Islam. Di tangan orang Islamlah selayaknya ia harus diatur. Firman Allah s.w.t yang maksudnya:
Dan sesungguhnya, Kami telah tulis dalam kitab-kitab yang Kami turunkan sesudah ada tulisannya Lohmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh '(Al-Anbiya: 105)
Ayat tersebut menjelaskan kepada orang Islam tentang hak mereka mewarisi administrasi bumi ini, tetapi dengan syarat bahwa mereka terdiri dari kaum orang-orang yang saleh. Jika persyaratan tersebut luput, maka mereka tidak berhak apalagi layak mendapatkannya.
Untuk melepaskan diri dari kungkungan kelemahan dan kehinaan, maka umat Islam harus melihat hijrah dalam pengertiannya yang luas yaitu perubahan diri menuju ke kegemilangan di dunia dan di akhirat. Untuk itu maka langkah yang harus diatur harus mengandung pemahaman yang jelas dan gerak kerja yang teratur dan benar.
Perubahan ke arah kemajuan dan kemuliaan umat dimulai dengan pengisian pemahaman bahwa Islam adalah agama yang agung dan mulia maka umatnya juga jelas adalah umat yang agung dan mulia. Namun ia hanya dapat dicapai melalui kekuatan spiritual, moral, fisik, dan daya cipta dan kesatuan umat itu sendiri.
Masyarakat Islam juga wajib memahami bahwa segala ilmu yang baik dan bermanfaat bagi manusia adalah termasuk ke dalam ilmu yang disukai dan dituntut oleh Islam. Oleh itu, menuntut ilmu yang bermanfaat adalah satu kewajiban dan dihitung berdosa mereka yang mengabaikannya. Masyarakat juga harus memahami bahwa mereka adalah pewaris yang sah kepada kepemimpinan bumi ini. Tanpa pertunjuk dan panduan hidup dari Allah Tuhan semesta alam, mustahil kaum lain yang mensyirikkan Allah layak mengelola bumi yang diciptakan-Nya.
Di samping pemahaman, beberapa gerak kerja juga harus diatur oleh masyarakat Islam untuk tujuan kemajuan dan kemuliaan Islam yaitu masuk dalam berbagai penelitian dan penemuan dengan lebih kuat dari masyarakat lain, asalkan ia menguntungkan dan tidak bertentangan dengan batas-batas syariah. Masyarakat Islam juga harus bergerak dan bekerja secara terbuka tanpa terikat dengan kungkungan pemikiran yang sempit dan merugikan.
Dan juga harus menghidupkan dan menghayati semangat jihad yaitu keras dan berkorban dalam mencapai cita-cita murni yang bertepatan dengan Islam. Umat Islam tidak dapat tidak harus memperkuat tonggak kekuatan yang terdiri dari kekuatan akidah, fisik dan material. Mereka juga harus mengintensifkan melahirkan masyarakat yang saleh dan seimbang dari segi rohani dan jasmani karena ia menjadi syarat mewarisi teraju kepemimpinan bumi ini.
Masyarakat Islam yang kian pudar dan kian hilang kekuatan tidak bisa dibiarkan terus berada dalam kondisi seperti ini.Masyarakat Islam pada hakikatnya memiliki aset dan sumber kekuatan yang harus digerakkan dan dimanfaatkan demi kemajuan dan kemuliaan umat. Kita bisa melakukannya jika kita mau karena pasokan sudah tersedia. Jika generasi awal umat Islam bisa melakukannya maka mengapa kita tidak bisa.Sesungguhnya Maal Hijrah merupakan titik tolak yang paling sesuai ke arah itu.
Pada awal abad yang ketujuh Masehi, masyarakat dunia berada di pintu kehancuran. Kekuasaan dunia pada abad tersebut yang terdiri dari Pemerintah Kekaisaran Romawi (509SM-453M) dan Pemerintah Kekaisaran Farsi (700SM-641M) telah terbenam jatuh akibat rebutan kekuasaan dan perpecahan di sana sini.
Masyarakat Arab yang menghuni Jazirah Arab lebih parah mengalami keruntuhan akibat dari keruntuhan moral dan sifat taksub kepada kabilah dan suku. Dunia dalam bahaya karena kondisi masyarakatnya tidak stabil lantaran kehilangan tonggak pegangan dan moral.
Allah Maha Adil dan Maha Penyayang karena tidak membiarkan masyarakat manusia terus hancur dan musnah. Allah mengutus seorang rasul-Nya yang terakhir yaitu Nabi Muhammad saw
Dalam mengimbau kembali peristiwa tersebut, Allah menjelaskan dalam firman-Nya yang artinya:'Dan berpegang teguhlah kepada Tali Allah (agama Islam) dan janganlah kamu bercerai berai, dan kenanglah nikmat Allah kepada kamu ketika kamu bermusuh-musuhan (saat jahiliyah dahulu) lalu Allah menyatukan antara hati kamu (sampai kamu bersatu padu dengan nikmat Islam), maka menjadilah kamu karena nikmat Allah itu orang-orang Islam yang bersaudara.Kamu dahulu berada di tepi jurang neraka (karena kekafiran) lalu Allah selamatkan kamu dari neraka itu (melalui Islam).Demikianlah Allah menjelaskan kepada kamu ayat-ayat-Nya agar kamu mendapat petunjuk hidayat-Nya '(Ali Imran: 103)
Ayat tersebut antara lain menjelaskan bahwa kondisi manusia yang hampir-hampir rusak binasa dan akan menerima akibat yang lebih buruk di akhirat telah diselamatkan melalui pengutusan rasul untuk mengemudi mereka ke jalan yang benar dan akhirnya mereka selamat.
Untuk mengubah masyarakat agar berada dalam kondisi aman, Rasulullah saw telah berhempas pulas mengorbankan segala apa yang ada dan ini diikuti pula oleh sahabat-sahabat beliau yang setia. Dalam periode 23 tahun, usaha tersebut dicurahkan oleh beliau dan akhirnya mencapai tujuan yaitu berhasil mengubah dan menyelamatkan masyarakat dunia dari kehancuran dan kerusakan. Dalam sebuah hadits riwayat Muslim, Rasulullah saw membuat perbandingan tentang usahanya itu yang berarti:
'Antara aku dan kamu ibarat seperti seorang pria yang menyalakan api. Maka datanglah segala unggas dan binatang-binatang kecil yang beterbangan lalu jatuh ke dalamnya, sedangkan pria itu berusaha untuk menahan benda-benda tersebut dari jatuh ke dalamnya. Aku memegang dengan kuat ikatan pinggang kamu agar tidak jatuh ke dalam api, sedangkan kamu terlepas dari peganganku. 'Hadits ini menggambarkan kondisi manusia yang menuju kepada kebinasaan sedangkan mereka tidak mengetahuinya.Sedangkan Rasulullah saw pula berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan mereka agar terlepas dari kebinasaan itu.Akhirnya masyarakat Islam di Jazirah Arab telah dapat menantang kekuasaan dunia yaitu Romawi dan Farsi berikutnya muncul setelah itu sebagai sebuah masyarakat yang mengambil alih kekuasaan dunia.
Rasulullah saw dan para sahabat ra berhasil mengubah masyarakat dari sudut kepercayaan, sikap, moral, cara berpikir dan segalanya, termasuk perubahan pengorbanan dari terkonsentrasi pada sesama manusia kepada terkonsentrasi pada Allah. Masyarakat manusia berhasil dipindahkan dari dua kondisi yang perbedaannya sangat jauh.
Dalam menyusuri perkembangan sejarah, setelah kesuksesan pertama maka masyarakat Islam mengarungi jatuh bangun dalam pentas pergolakan dunia dan ia terkait dengan komitmen mereka terhadap agama Islam yang suci. Era kemalapan umat Islam terakhir terjadi pada awal abad ke-20. Sejak kejatuhan Khalifah Utsmani di Turki pada tahun 1924, masyarakat Islam semakin terombang-ambing di lapangan dunia. Kini masyarakat Islam masuk ke era kelemahan dan keruntuhan yang komprehensif. Masyarakat Islam yang terpecah-pecah berdasarkan wilayah dan negara, menjadi sebuah masyarakat yang selalu ditantang dan dihina di mana-mana. Menjelang abad ke-21, masyarakat Islam diganyang di merata-rata seperti di Yugoslavia, Irak, Palestina, Kosovo dan di seluruh dunia. Apa yang terjadi sekarang jelas sebagaimana yang diceritakan dalam sebuah hadits riwayat Abu Daud yang artinya:
'Hampir-hampir seluruh umat mengeliling kamu seperti orang-orang yang kelaparan mengelilingi hidangan mereka.' Ada yang bertanya, 'Apakah itu disebabkan jumlah kita kurang?' Nabi saw menjawab: 'Jumlah kamu pada saat itu banyak tetapi seperti buih. Allah mencabut dalam hati musuh kalian rasa ketakutan terhadap kamu dan menempatkan perasaan al-wahn dalam hati kamu. ' Ada yang bertanya: 'Apa Al-wahn itu wahai Rasulullah?'Jawab beliau: 'Cintakan dunia dan bencikan mati.'
Hadits ini jelas menunjukkan bahwa sampai suatu waktu orang-orang Islam sama seperti satu hidangan yang dikelilingi oleh sekelompok orang yang lapar lagi gelojoh makan. Tidak ada sedikitpun perasaan khawatir dalam hati orang bukan Islam untuk melakukan apa saja yang disukai terhadap orang-orang Islam karena mereka sangat lemah.Ada bermacam-macam jawaban ketika ditanya sebab kelemahan masyarakat Islam sekarang. Ada yang berpendapat ia bersumber dari kelemahan politik dan perpecahan di kalangan masyarakat Islam. Ada yang berpendapat karena kelemahan ekonomi, kelemahan pendidikan dan pencapaian ilmu atau karena kelemahan dalam pencapaian sains dan teknologi. Ada yang memberikan alasan karena kelemahan iman atau karena tidak mengikuti petunjuk agama dan bermacam-macam lagi.
Namun berdasarkan hadits itu tadi, jelas menunjukkan bahwa sebab kelemahan masyarakat Islam adalah hilangnya semangat berkorban dari dalam diri mereka. Umat Islam sudah tidak sanggup berkorban untuk tidak cintakan dunia atau berkorban untuk tidak takut mati. Mereka cintakan dunia sehingga sanggup memilihnya dengan membelakangi kepentingan agama. Mereka juga takut mati ketika dituntut oleh agama bangun memperjuangkan sesuatu kebenaran. Inilah sifat-sifat negatif yang menginfeksi umat Islam.
Roh Maal Hijrah membutuhkan setiap umat Islam berkorban untuk berpindah dari bentuk negatif yang ada dalam diri mereka kepada bentuk-bentuk positif yang sesuai dengan Islam.Berkorban atau jihad harus tersemai di dalam jiwa masyarakat Islam baik dari sudut pengertian maupun sikap.Masyarakat Islam sekarang agak jauh tergelincir dari landasan agamanya. Misalnya, meskipun agama menuntut agar umatnya menuntut ilmu, tetapi kenyataan yang ada, sehingga kini sebagian besar masyarakat Islam adalah buta huruf. Islam juga menuntut umatnya bersatu padu. Namun realitas masa kini umat Islamlah yang paling banyak terpecah belah. Demikianlah juga, Islam menuntut umatnya agar rajin, disiplin dan menjaga waktu tetapi orang Islamlah yang kurang berusaha, tidak berperaturan dan suka membuang waktu.
Jika dilihat pada dasar-dasar ajaran Islam itu sendiri, peluang orang Islam untuk maju dan mulia dalam dunia masa kini amatlah cerah. Ini karena orang Islam memiliki aset yang cukup dalam rangka untuk memesan kemajuan yaitu dorongan dari ajaran Islam dan aset material.
Aset galakan dan dorongan agama ini dapat dilihat dengan jelas di mana Islam sangat mementingkan ilmu dan mewajibkan atas setiap umatnya menuntut ilmu. Agama juga menuntut orang Islam selalu membangun kekuatan dan kemuliaan. Kewajiban ini mendorong kuat umat Islam berusaha mencapai kekuatan dan kemuliaan pada setiap waktu dan ketika. Ajaran Islam juga sangat mementingkan pegangan hidup yang mantap dan akhlak mulia. Islam juga mewajipkan umatnya menjalankan aktivitas kehidupan dengan bersih, ikhlas dan amanah.
Oleh itu, galakan-galakan seperti ini sangat penting dan menjadi modal yang besar kepada masyarakat Islam dalam mengembalikan keagungan dan kegemilangan zaman emas umat Islam.
Selain itu, umat Islam memiliki aset material yang besar dan utama yang tidak dimiliki oleh kekuasaan kuffar. Petroleum, gas alam, bahan galian, sumber air, hasil hutan, bahan makanan, jumlah penganut dan banyak lagi adalah sumber kekuatan umat yang selalu menjadi bahan rebutan dan eksploitasi oleh kaum kuffar. Dengan adanya aset-aset tersebut dan manfaat secukupnya maka tidak mustahil masyarakat Islam menjadi satu masyarakat yang kuat dan maju sebagaimana yang pernah ditempa pada suatu ketika dahulu.
Perpindahan Rasulullah dan para sahabat ra dari kota Mekah ke Madinah dan sebelumnya perpindahan beberapa sahabat dari Mekkah ke Habasyah, merupakan pembinaan langkah baru sebagai persiapan menghadapi tantangan yang bakal tiba secara terus menerus. Hijrah bukanlah asing dalam Islam dan ia adalah bagian dari Islam.
Hijrah karena menuntut ilmu, mencari kebenaran, berjihad, berdakwah, mencari nafkah, karena bisnis dan bermacam-macam hijrah lagi adalah klaim dan dasar ajaran Islam itu sendiri.
Untuk terus maju dan mencapai kemuliaan, masyarakat Islam tidak bisa berpeluk tubuh dan hanya menyerah kepada takdir.Umat Islam dahulu telah berjihad secara habis-habisan, maka sebab itulah mereka berhasil menempatkan Islam di tempat yang mulia dan seharusnya. Kini giliran kita memberi kontribusi kepada agama yang suci ini agar ia terus berkembang dan dihormati. Sesungguhnya bumi ini dan segala apa yang ada padanya adalah hak milik umat Islam. Di tangan orang Islamlah selayaknya ia harus diatur. Firman Allah s.w.t yang maksudnya:
Dan sesungguhnya, Kami telah tulis dalam kitab-kitab yang Kami turunkan sesudah ada tulisannya Lohmahfuz, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hamba-Ku yang saleh '(Al-Anbiya: 105)
Ayat tersebut menjelaskan kepada orang Islam tentang hak mereka mewarisi administrasi bumi ini, tetapi dengan syarat bahwa mereka terdiri dari kaum orang-orang yang saleh. Jika persyaratan tersebut luput, maka mereka tidak berhak apalagi layak mendapatkannya.
Untuk melepaskan diri dari kungkungan kelemahan dan kehinaan, maka umat Islam harus melihat hijrah dalam pengertiannya yang luas yaitu perubahan diri menuju ke kegemilangan di dunia dan di akhirat. Untuk itu maka langkah yang harus diatur harus mengandung pemahaman yang jelas dan gerak kerja yang teratur dan benar.
Perubahan ke arah kemajuan dan kemuliaan umat dimulai dengan pengisian pemahaman bahwa Islam adalah agama yang agung dan mulia maka umatnya juga jelas adalah umat yang agung dan mulia. Namun ia hanya dapat dicapai melalui kekuatan spiritual, moral, fisik, dan daya cipta dan kesatuan umat itu sendiri.
Masyarakat Islam juga wajib memahami bahwa segala ilmu yang baik dan bermanfaat bagi manusia adalah termasuk ke dalam ilmu yang disukai dan dituntut oleh Islam. Oleh itu, menuntut ilmu yang bermanfaat adalah satu kewajiban dan dihitung berdosa mereka yang mengabaikannya. Masyarakat juga harus memahami bahwa mereka adalah pewaris yang sah kepada kepemimpinan bumi ini. Tanpa pertunjuk dan panduan hidup dari Allah Tuhan semesta alam, mustahil kaum lain yang mensyirikkan Allah layak mengelola bumi yang diciptakan-Nya.
Di samping pemahaman, beberapa gerak kerja juga harus diatur oleh masyarakat Islam untuk tujuan kemajuan dan kemuliaan Islam yaitu masuk dalam berbagai penelitian dan penemuan dengan lebih kuat dari masyarakat lain, asalkan ia menguntungkan dan tidak bertentangan dengan batas-batas syariah. Masyarakat Islam juga harus bergerak dan bekerja secara terbuka tanpa terikat dengan kungkungan pemikiran yang sempit dan merugikan.
Dan juga harus menghidupkan dan menghayati semangat jihad yaitu keras dan berkorban dalam mencapai cita-cita murni yang bertepatan dengan Islam. Umat Islam tidak dapat tidak harus memperkuat tonggak kekuatan yang terdiri dari kekuatan akidah, fisik dan material. Mereka juga harus mengintensifkan melahirkan masyarakat yang saleh dan seimbang dari segi rohani dan jasmani karena ia menjadi syarat mewarisi teraju kepemimpinan bumi ini.
Masyarakat Islam yang kian pudar dan kian hilang kekuatan tidak bisa dibiarkan terus berada dalam kondisi seperti ini.Masyarakat Islam pada hakikatnya memiliki aset dan sumber kekuatan yang harus digerakkan dan dimanfaatkan demi kemajuan dan kemuliaan umat. Kita bisa melakukannya jika kita mau karena pasokan sudah tersedia. Jika generasi awal umat Islam bisa melakukannya maka mengapa kita tidak bisa.Sesungguhnya Maal Hijrah merupakan titik tolak yang paling sesuai ke arah itu.
No comments:
Post a Comment