Puasa Enam Mendapat Penghargaan Sepanjang Tahun
Adalah menjadi lumrah untuk kebanyakan umat Islam untukmenggiatkan aktivitas ibadah di sepanjang bulanRamadan.Ini adalah karena pada bulan yang penuhberkat ini Allah 'Azza wa Jalla membuka pintu langitdengan seluas-luasnya untuk menurunkan limpahanrahmat-Nya kepada sekalian hamba-hamba-Nya.
Pada bulanyang mulia ini juga segala praktek berbentukketaatan kepada-Nya akan naik secara terus kepada-Nya.Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:Bila masuk bulan Ramadan, maka pintu-pintu langitdibuka ...
Hadis riwayat Imam al-Bukhari di dalamShahihnya, no: 1899
Namun demikian saat Syawal menjelma ada banyak umat Islam yang mulai lalai dan alpa dalam mengerjakan ibadah. Syawal di lihat seperti bulan untuk beristirahat dari melakukan amal saleh dan digantikan dengan pesta pemborosan, pergaulan bebas di antara pria dan wanita, memakai pakain yang tidak sesuai spesifikasi syari'at, pertandingan menonton acara televisi yang bersifat hedonis dan lain-lain lagi. Ini tidak seharusnya terjadi karena pada bulan Ramadhan umat Islam seolah-olah berada di dalam sebuah lembaga pelatihan untuk membentuk insan yang bertaqwa dan setelah tamat pelatihan tersebut ia seharusnya dapat membantu seseorang untuk mempertahankan ketaqwaan tersebut pada sisa sebelas bulan lagi.
Justru itu seluruh umat Islam sesuai mempertahankan peningkatan dalam tingkat mengerjakan amal ibadah padabulan Syawal dan bulan-bulan yang lain. Di antara bukti bahwa Ramadhan telah berhasil membentukkeperibadian yang tinggi terhadap seseorang dalammenjadi insan yang bertaqwa adalah dengan mengerjakan puasa sunat Syawal atau lebih dikenal dengan puasa enam untuk masyarakat kita. Dalil disyari'atkan ibadah puasa sunat Syawal adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan laludiiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah dia telah berpuasa sepanjang masa.Hadis riwayat Imam Muslim di dalam Shahihnya, no: 1164
Melalui hadits di atas dapat kita pahami bahawakeutamaan puasa sunat pada bulan Syawal adalahseolah-olah dia berpuasa sepanjang tahun. Menurut Syaikh 'Abdullah al-Bassam:
Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawalsetelah Ramadhan maka seakan-akan dia berpuasa fardusetahun. Ini adalah karena satu kebaikan di balas dengan sepuluh kali lipat sepertinya. Puasa pada bulan Ramadhan dibalas dengan imbalan bersamaan sepuluh bulan (yaitu bersamaan dengan 300 hari), puasa enam hari (di bulan Syawal) pula mendapat imbalan sebesar dua bulan (yaitu bersamaan dengan 60 hari), yang demikian itu menjadi sunah yang sempurna, maka tercapailahpahala beribadah setahun tanpa kesulitan sebagai karunia dari Allah dan nikmat ke atashamba-Nya.
Taudhih al-Ahkam min Bulughul Maraam, jilid 3, ms. 576, Pustaka Azzam.
Cara yang paling utama untuk melaksanakannya adalahmemulakan berpuasa sesudah Hari Raya Aidilfitri langsung (yaitu pada tanggal 2 Syawal), berturut-turut sebagaimana yang ditetapkan oleh para ulama. Ini jugamerupakan pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam al-Syafi'i.
Namun seseorang juga bebas memilih mana-mana hari sepanjang bulan Syawal baik di awal, pertengahan maupun akhirnya bahkan dia juga bisa mengerjakan secara berurutan maupun berpisah-pisah.Praktek beberapa pihak yang melakukan puasa qadha dan sunnah Syawal secara serentak menurut formula dua dalam satu adalah perbuatan bid'ah yang tidak ada dalilnya dari mana-mana hadits Nabi shallallahu 'alaihiwasallam yang sabit.
Apa yang lebih utama adalah menyempurnakan puasa bulan Ramadhan sebelumnya yakni dengan mengganti puasa-puasa yang tertinggal kemudian baru dikerjakan puasa sunat Syawal. Ini lebih sesuai dengan maksud hadits di atas untuk mendapatkan keutamaanya yaitu seolah-olah berpuasa sepanjangtahun.Karena itu ketinggalan dari menunaikan puasa sunat enam hari di bulan Syawal ini.
Adalah menjadi lumrah untuk kebanyakan umat Islam untukmenggiatkan aktivitas ibadah di sepanjang bulanRamadan.Ini adalah karena pada bulan yang penuhberkat ini Allah 'Azza wa Jalla membuka pintu langitdengan seluas-luasnya untuk menurunkan limpahanrahmat-Nya kepada sekalian hamba-hamba-Nya.
Pada bulanyang mulia ini juga segala praktek berbentukketaatan kepada-Nya akan naik secara terus kepada-Nya.Sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:Bila masuk bulan Ramadan, maka pintu-pintu langitdibuka ...
Hadis riwayat Imam al-Bukhari di dalamShahihnya, no: 1899
Namun demikian saat Syawal menjelma ada banyak umat Islam yang mulai lalai dan alpa dalam mengerjakan ibadah. Syawal di lihat seperti bulan untuk beristirahat dari melakukan amal saleh dan digantikan dengan pesta pemborosan, pergaulan bebas di antara pria dan wanita, memakai pakain yang tidak sesuai spesifikasi syari'at, pertandingan menonton acara televisi yang bersifat hedonis dan lain-lain lagi. Ini tidak seharusnya terjadi karena pada bulan Ramadhan umat Islam seolah-olah berada di dalam sebuah lembaga pelatihan untuk membentuk insan yang bertaqwa dan setelah tamat pelatihan tersebut ia seharusnya dapat membantu seseorang untuk mempertahankan ketaqwaan tersebut pada sisa sebelas bulan lagi.
Justru itu seluruh umat Islam sesuai mempertahankan peningkatan dalam tingkat mengerjakan amal ibadah padabulan Syawal dan bulan-bulan yang lain. Di antara bukti bahwa Ramadhan telah berhasil membentukkeperibadian yang tinggi terhadap seseorang dalammenjadi insan yang bertaqwa adalah dengan mengerjakan puasa sunat Syawal atau lebih dikenal dengan puasa enam untuk masyarakat kita. Dalil disyari'atkan ibadah puasa sunat Syawal adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan laludiiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah dia telah berpuasa sepanjang masa.Hadis riwayat Imam Muslim di dalam Shahihnya, no: 1164
Melalui hadits di atas dapat kita pahami bahawakeutamaan puasa sunat pada bulan Syawal adalahseolah-olah dia berpuasa sepanjang tahun. Menurut Syaikh 'Abdullah al-Bassam:
Barangsiapa berpuasa enam hari di bulan Syawalsetelah Ramadhan maka seakan-akan dia berpuasa fardusetahun. Ini adalah karena satu kebaikan di balas dengan sepuluh kali lipat sepertinya. Puasa pada bulan Ramadhan dibalas dengan imbalan bersamaan sepuluh bulan (yaitu bersamaan dengan 300 hari), puasa enam hari (di bulan Syawal) pula mendapat imbalan sebesar dua bulan (yaitu bersamaan dengan 60 hari), yang demikian itu menjadi sunah yang sempurna, maka tercapailahpahala beribadah setahun tanpa kesulitan sebagai karunia dari Allah dan nikmat ke atashamba-Nya.
Taudhih al-Ahkam min Bulughul Maraam, jilid 3, ms. 576, Pustaka Azzam.
Cara yang paling utama untuk melaksanakannya adalahmemulakan berpuasa sesudah Hari Raya Aidilfitri langsung (yaitu pada tanggal 2 Syawal), berturut-turut sebagaimana yang ditetapkan oleh para ulama. Ini jugamerupakan pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam al-Syafi'i.
Namun seseorang juga bebas memilih mana-mana hari sepanjang bulan Syawal baik di awal, pertengahan maupun akhirnya bahkan dia juga bisa mengerjakan secara berurutan maupun berpisah-pisah.Praktek beberapa pihak yang melakukan puasa qadha dan sunnah Syawal secara serentak menurut formula dua dalam satu adalah perbuatan bid'ah yang tidak ada dalilnya dari mana-mana hadits Nabi shallallahu 'alaihiwasallam yang sabit.
Apa yang lebih utama adalah menyempurnakan puasa bulan Ramadhan sebelumnya yakni dengan mengganti puasa-puasa yang tertinggal kemudian baru dikerjakan puasa sunat Syawal. Ini lebih sesuai dengan maksud hadits di atas untuk mendapatkan keutamaanya yaitu seolah-olah berpuasa sepanjangtahun.Karena itu ketinggalan dari menunaikan puasa sunat enam hari di bulan Syawal ini.
No comments:
Post a Comment