EVENT TICKET

Saturday, December 10, 2011

Ibn Maskawaih

Ibn Maskawaih
Ibn Maskawaih atau nama sebenarnya Abu Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Yakub bin Maskawaih adalah ilmuwan Islam yang terpenting. Meskipun pemikiran filsafatnya tidak banyak dibicarakan tetapi ia mengemukakan berbagai teori filsafat penting yang menjadi dasar kepada pemikiran filsafat tokoh-tokoh sesudahnya.
Pandangannya tentang manusia dan perkembangan masyarakat bukan saja menjadi dasar pemikiran bagi ilmuwan Islam yang lain seperti Ibnu Khaldun dan Jamaluddin Al Rini tetapi juga para sarjana Barat. Teori evolusi yang dikemukakannya telah dijadikan sebagai bahan kajian oleh Charles Darwin yang kemudian menerbitkan buku Origin of Species mengenai kejadian dan asal-usul manusia. Dalam buku tersebut, Charles Darwin menyatakan bahwa manusia berkembang secara evolusi dari makhluk hidup yang paling sederhana kepada yang kompleks. Perkembangan itu terjadi secara perlahan-lahan dan memakan waktu yang lama.
Hasil dari penelitian dan pengamatannya terhadap berbagai makhluk hidup dan fosil di beberapa benua, beliau akhirnya memutuskan bahwa manusia sebenarnya berasal dari kera melalui proses evolusi. Teori evolusi telah menjadi kontroversi dan mendapat tantangan dari pihak gereja karena dia menafikan peran Tuhan dalam menciptakan kehidupan di muka bumi ini.

 
Namun, teori tersebut telah membuat Darwin terkenal dan dianggap sebagai pelopor teori evolusi yang digunakan oleh para sarjana dalam bidang antropologi dan sosiologi dalam menguraikan sejarah dan perjalanan manusia dan perkembangan masyarakat. Padahal teori evolusi telah lama digunakan oleh Ibn Maskawaih dalam kajiannya mengenai perabadan manusia. Menurutnya, kecerdikan manusia tidaklah mengatasi kecerdasan yang dimiliki oleh kera. Tetapi manusia menjadi lebih cerdik karena pengalaman yang mereka peroleh dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk Ibn Maskawaih, manusia itu adalah sebuah dunia yang kecil dan padanya ada gambaran tentang segala yang ada di dunia ini. Setiap manusia memiliki perannya tersendiri apakah sebagai individu atau anggota masyarakat. Pendapat beliau ini memenuhi "Teori Fungsi" yang dikemukakan oleh seorang ahli sosiologi Perancis yang bernama Auguste Comte.
Jika setiap anggota masyarakat melaksanakan peran dan fungsinya maka masyarakat itu akan berada dalam kondisi yang stabil dan bersatu padu dan memungkinkannya berkembang dengan teratur. Sedangkan ada gangguan terhadap fungsi itu akan mengakibatkan terjadinya konflik dan pergolakan dalam masyarakat. Secara tidak langsung akan membawa keruntuhan pada masyarakat tersebut. Jadi, tidak berlebihan kalau di katakan bahwa Ibn Maskawaih ini merupakan pendiri Teori Fungsi yang digunakan oleh analis sosial yang melakukan penelitian tentang masyarakat kuno dan modern. Meskipun beliau terdidik dalam bidang medis, tetapi minatnya yang mendalam terhadap ilmu, telah mendorongnya mempelajari kesusasteraan, filsafat, kimia, bahasa, dan ilmu klasik yang lain.
Ia menguasai dan memiliki keahlian setiap bidang yang dipelajarinya. Ibnu Maskawaih juga sejarawan dan ilmuwan akhlak yang handal. Semua ilmu pengetahuan itu tidak dipelajari sekaligus seperti yang sering dilakukan oleh sarjana Islam yang lain. Ia mempelajarinya secara bertahap-tahap dan akhirnya menemukan bidang filsafat sesuai dengan dirinya sebagai seorang pemikir. Memulai karirnya sebagai dokter sebelum ditunjuk menjadi sekretaris pada beberapa orang menteri seperti Mueiz al Daulah.

 
Pengalaman tersebut memberikan dia kesempatan yang luas untuk mendampingi masyarakat dan orang banyak.Setelah kematian Mueiz, beliau ditunjuk oleh Menteri Ibnu Amid menjadi ketua perpustakaan. Kesempatan ini telah digunakan untuk menelaah berbagai buku yang ditulis oleh para ilmuwan Islam dan Yunani. Setelah itu, ia ditunjuk pula sebagai Kepala Pemegang Amanah Khazanah yang bertanggung jawab menjaga Perpustakaan Malik Adhdud Daulah yang memerintah dari tahun 367-372H. Dengan pengetahuan dan pengalaman yang ada padanya, Ibn Muskawaih telah berhasil membangun ketokohannya sebagai seorang ilmuwan yang memiliki pengetahuan yang luas dalam berbagai bidang.
Banyak teori telah dihasilkan oleh beliau dan tidak terbatas pada bidang filsafat semata-mata. Ia menulis berbagai kitab yang membicarakan berbagai persoalan. Antaranya Kitab al-Fauz al-Saghir yang berfokus pembicaraan ke persoalan yang terkait dengan metafisika yaitu tentang Allah, kerasulan dan jiwa.Kebanyakan pandangannya tentang hal ini disesuaikan dari pandangan filsuf Yunani. Efek pemikiran filsafat Yunani terhadap Ibn Muskawaih dapat dilihat pada pandangannya tentang jiwa.Saat mengungkap persoalan ini, beliau menyatakan bahwa jiwa merupakan roh yang berbeda dari tubuh dan tidak mungkin dapat dilihat dan disentuh oleh indera. Baginya jiwa sesuatu yang dapat menerima dua hal pada satu waktu yang sama seperti kondisi hitam dan putih pada satu waktu.
Ia juga mengemukakan teori akhlak dalam kitabnya yang berjudul kitab Tahzib al-Akhlaq. Dalam kitab itu, ia menyebut puncak akhlak adalah saat lahirnya perbuatan-perbuatan baik yang dilakukan secara teratur. Oleh itu, akhlak yang baik hanya akan lahir dari jiwa yang bersih dan begitu juga sebaliknya.

 
Untuk mendapatkan jiwa yang bersih maka anak-anak sejak kecil lagi harus diungkapkan dengan nilai-nilai yang baik. Nilai-nilai pula hanya akan mengganggu proses pertumbuhan dan menyebabkan mereka tumbuh tanpa menghiraukan tatasusila.Anak-anak harus dilatih pada tingkat awal pertumbuhan agar bersikap dan bertindak sesuai nilai-nilai ini agar identik dengan diri dan sanubari mereka. Ibn Maskawaih juga menulis beberapa buah kitab yang lain seperti al'Adwiah al-Mufra-dah pada obat-obatan, Uns al'Farid sebuah antologi cerpen, Tajarub al'Umarn sebuah catatan tentang sejarah, al-Tabikh tentang metode memasak, al'Asyribah yang membicarakan tentang minuman, al'Fauz al-Kabir, dan Tajrib al'Um.
Berdasarkan banyak kitab yang ditulisnya maka ketokohannya sebagai filsuf dan penulis tidak dapat dinafikan. Ide dan pandangannya jelas mendahului zaman menjadikannya sebagai salah seorang ilmuwan dan sarjana Islam yang tiada tolok perumpamaan pada zamannya. Sesungguhnya Ibn Maskawaih yang dilahirkan pada 330H (941M) di Kota Rhages itu akan terus dikenang sebagai seorang filsuf yang kaya dengan teori-teorinya.

No comments:

Post a Comment